Dipetik dari buku "Misteri Solat Subuh"

Sore itu dia berceramah. Bicaranya berapi-api tentang mimpinya ini, yakni tertegaknya agama Allah di muka bumi. Dia begitu bersemangat menghuraikan cita-citanya untuk menyaksikan syariat Allah memimpin peradaban di seluruh alam semesta. Dia bertanya kepada hadirin:
"Mengapa umat Islam mengalami kemunduran?"
"Mengapa mereka mengikut konsep hidup umat lain?"
"Mengapa mereka merendahkan nilai agama mereka sendiri? Mengapa mereka menjadikan musuh-musuh Islam sebagai pemimpin?"
"Mengapa? Mengapa?Mengapa?"
Berbagai pertanyaan serupa dilontarkan dalam ceramahnya yang sangat memukau. Dia melemparkan beban berat itu ke atas bahu hadirin yang mengikuti ceramahnya. Lalu dia membentangkan pandangannya dengan panjang lebar, seumpama memberi keyakinan pada sidang hadirin. Kemudian setelah mengemukakan penyelesaian dan kesimpulan, dia mengakhiri ceramahnya.
Sehari selepas itu, saya mencari-cari penceramah itu di antara saf-saf jemaah solat subuh. Hairan aku tidak melihatnya. Saya berkata dalam hati, "Mungkin penceramah itu berhalangan atau ada urusan." Hari berikutnya, waktu yang sama, saya cuba mencarinya semula di antara deretan saf-saf jemaah solat Subuh, dengan harapan dapat bertemunya di sana. Namun saya kecewa. Saya tidak menemuinya. Saya khuatir ada sesuatu berlaku padanya. Saya ingin mengetahuinya, khuatir kalau-kalau dia ditimpa musibah.
Saya memutuskan untuk mencari di mana penceramah itu. Akhirnya saya bertemu dengannya. Saya bertanya, "Apa yang terjadi?Mudah-mudahan apa yang menghalangmu adalah sesuatu yang baik. Saya tidak bertemumu di waktu solat Subuh!"Dengan selamba dia menjawab tanpa rasa malu. "Maafkan saya. Semoga Allah mengampuni saya dan mengampunimu. Keadaan saya tidak mengizinkan. Pagi-pagi saya sudah mula bekerja dan pada waktu malam saya tidur aagak lambat. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Saya terdiam dan bingung mendengar jawapannya. Benar-benar bingung. Saya bertanya di dalam hati, "Mungkinkah agama Allah akan tegak kukuh di atas muka bumi ini di tangan mereka yang melalaikan kewajipannya kepada Allah?". Hati saya bergejolak, jiwa terasa sempit dan kerongkong terasa tersumbat. Saya ingin melakukan sesuatu. Akhirnya saya menulis dan hasilnya adalah tulisan buku ini.
Saya memohon kepada Allah agar Dia memberi petunjukNYA kepadaku dan seluruh umat Islam. Saya juga memohon kepadaNYA demi kejayaan dan kekukuhan agama ini. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas yang demikian.
Dr. Raghib as-Sirjani